Honda Jazz baru sudah resmi diluncurkan. Jazz merupakan jagoan Honda paling banyak penggemar di Indonesia. PT Honda Prospect Motor (HPM) tak sungkan mengakui bahwa inilah salah satu mobil Honda paling sukses di Tanah Air.
"Honda Jazz merupakan tulang punggung kami selama bertahun-tahun," ucap Tomoki Uchida, Presiden Direktur PT HPM di sela-sela launching Honda All-New Jazz, di Jakarta (26/6).
Dari beberapa varian Jazz yang keluar, ada satu yang menarik, versi paling basic berlabel A. Penghuni kelas dasar membuat harganya paling murah, Rp 199 juta (on the road) Jabodetabek.
Kenapa menarik? Karena harganya bahkan lebih murah dari generasi sebelumnya untuk tipe yang sama yaitu Rp 202 juta. Itu sebab kami penasaran impresi seperti apa yang ia berikan dengan nominal se-affordable itu.
Pertama melihat, kesan yang muncul adalah kesederhanaan. Jika RS dan S menggunakan pelek alloy, maka A memilih pelek kaleng berpenutup dop. hal ini tentu bukan perkara besar bagi peimilik Jazz yang gemar modifikasi. Sementara absennya foglamp membuat ia terlihat semakin polos. Setelah itu komponen detail lain seperti spion dan handel pintu menggunakan warna hitam, bukan sewarna bodi.
Beranjak ke interior. Suasana kokpit masih sama keren dan berkualitasnya dengan RS atau S. Tapi panel instrumen tidak mengadopsi ambient meter seperti model di atasnya. Memang kelengkapan A lebih sedikit, headunit menggunakan single DIN nan simple. Namun kepraktisan sedikit bertambah karena jadi ada laci mungil di bawah headunit.
Setir tidak memiliki tombol audio apalagi cruise control. Pengaturan setir ini hanya naik-turun (rake), sementara varian Jazz lain sudah bisa diatur pula maju-mundur-nya (reach). Meski begitu, yakinlah kalau itu bukan masalah besar karena menemukan posisi duduk yang enak sungguh mudah di Jazz.
Hal ini terbukti bahkan dengan bangku pengemudi yang tak bisa diatur ketinggiannya, tester Auto Bild yang bertinggi badan 168 cm tak sulit mencapai posisi mengemudi ideal.
Jazz A hanya punya satu pilihan transmisi yaitu manual 5 percepatan. Posisi tuas perseneling tak jauh dari lingkar kemudi sehingga membuat pergerakan tangan mudah dan cepat. Meski mesin tidak dinyalakan, tapi ketika kami coba geser tuasnya ringan dan presisi.
Impresi awal kami lanjutkan ke bangku belakang. Keistimewaan Jazz sebagai pemilik legroom dan headroom luas masih ada di Jazz baru ini. Kenyataannya, ruang itu semakin besar. Termasuk bangku Ultraseat dengan pengaturan cerdas dan mampu terlipat menjadi lantai rata untuk maksimalisasi bagasi. Bagi mereka yang suka membawa benda besar, sepeda misalnya, ini tentu sebuah berkah.
Jazz A seperti Jazz varian masih menggunakan mesin yang sama dengan Jazz generasi sebelumnya. Berkapasitas 1.500 cc 4-silinder. Tenaganya 120 dk alias yang terbesar di kelas 1.500 cc. Ada sedikit revisi pada mesin ini, tepatnya lapisan (coating) piston yang dirancang lebih minim friksi. Tujuannya membuat mesin lebih hemat bahan bakar. Begitu pula dengan sistem pendinginan yang lebih baik serta penggunakan intake manifold plastik agar lebih ringan dan cocok dengan kondisi tropis Tanah Air.
Pertanyaannya, bagaimana Jazz baru bisa lebih murah? Tomoki Uchida menyebutkan bahwa itu bisa terjadi berkat presentase local content. Jika Jazz sebelumnya 40%, Jazz generasi ketiga ini kini mencapai 72%.
Rival |
Toyota Yaris E M/T Mesin: 1.497 cc 4-silinder, 109 dk 0-100 km/jam: N/A Harga: Rp 219,2 juta + Pelek alloy, ada pilihan matik - Tenaga lebih kecil, harga, sandaran bangku belakang tidak reclining |
|
First Opinion Fitur-nya memang tidak mewah, tapi ia sudah punya semua kemampuan dasar Jazz. Bentuk bodi keren, akomodasi berlimpah, dan – mestinya - performa yang tidak kalah asyik dibanding Jazz sebelumnya. Inilah Jazz basic yang menanti untuk dimodifikasi pemiliknya.Sekilas Pandang - Memiliki fitur immobilizer, keyless entry dan alarm - Sudah dilengkapi dual airbags - Reclining 2 posisi di bangku belakang |
293/18-19(16-29Jul14)